Roki
dan Boni merupakan dua bersaudara yang sama-sama mengikuti tes Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) pada tahun ini. Roki merupakan kakak Boni, yang
dulunya tinggal kelas sebanyak dua kali ketika masih duduk di bangku Sekolah
Dasar. Sejak kelas 5 SD, Boni menyamai kelas kakaknya tersebut hingga tamat SMA
meskipun sekolah di tempat yang berbeda.
Mereka
telah selesai mengikuti tes tersebut dan hasilnya akan diumumkan sebulan setelah
pelaksanaan. Dan merekapun menunggu hasilnya dengan perasaan was-was, karena
sebelum mengikuti tes mereka sama sekali tidak mengikuti bimbingan belajar.
“kak,
kira-kira hasil tes kemaren gimana ya kak?”, Tanya Boni
“gag
usah terlalu difikirkan, kalau lulus Alhamdulillah, kalau tidak lulus juga tidak
apa-apa. Yang penting kita sudah berusaha”, jawab Roki dengan santai.
“bukan
itu yang aku fikirkan kak, bapak kan sudah capek-capek usahain supaya kita bisa
kuliah”, tukas Boni sambil mengangkat kepalanya.
Roki
tak membalas ucapan adiknya, ia hanya duduk terdiam. Di dalam hatinya ia sangat
ingin kuliah, tapi ia sangat pesimis untuk lulus tes.
Kini
saatnya pengumuman hasil tes tersebut. Roki dan Boni tak sabar ingin mengetahui
apakah dia lulus atau tidak. Keduanya sudah siap duduk di depan komputer sebuah
warnet yang tak jauh dari rumahnya. Sekarang jam 20.00 WIB, artinya hasil tes
SNMPTN sudah bisa dilihat. Dengan sigap Roki membuka situs resmi SNMPTN dan
mengetikkan nomor peserta ujiannya.
Seketika itu juga Roki terdiam melihat tulisan “Anda tidak diterima”. Kemudian
Roki mengetikkan nomor peserta ujian Boni, dan ternyata mereka melihat tulisan
yang sama “Anda tidak diterima”. Roki yang tadinya terdiam, menjadi tertawa terbahak-bahak.
“hahahaha,
aku kira cuma aku yang tidak lulus, ternyata kamu juga tidak lulus Bon.
Hahahaha,,,”, ungkap Roki dengan tawanya
yang keras.
Boni
tidak berkata apa-apa, ia terfikir bapaknya yang telah bersusah payah
menyekolahkannya. Tapi untuk saat ini ia tak mamapu mebahagiakan bapaknya
karena tidak lulus tes SNMPTN. Boni sangat sedih, karena ia tahu pasti bapaknya
akan sangat kecewa.
Tak
lama sesudah itu, mereka meninggalkan warnet tersebut dan kembali ke rumah.
“Roki, kamu lulus di jurusan apa?”, tanya Bapaknya ingin tahu.
“saya
tidak lulus Pak”, jawab Roki pelan.
“kamu?”,
tanyanya ke Boni berharap ia akan lulus.
“juga
tidak lulus Pak”, jawab Boni menunduk.
“Apa-apaan
kalian ini…! Bentak bapaknya marah.
“Maaf
Pak,,,”, ucap mereka serentak.
Ayahnya
hanya diam dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Samar-samar terdengar gerutu
dari mulut ayahnya, “kenapa kedua anakku tidak lulus ujian SNMPTN Ya Tuhan, apa
mereka juga harus jadi tukang becak sepertiku?”.
Bersambung....