Jalan
tak selalu mulus. Namun banyak liku yang harus dilalui. Kini harus kuhadapi
jalan yang berliku itu. Sehingga menjadi beban fikiran tersendiri bagiku.
Sekarang aku semester delapan, insyaallah menjadi semester terakhirku di kampus
ini. Skripsi selalu saja memanggil batinku untuk terus menyelesaikannya. Semangat
juang untuk menjadi “orang” telah aku lakukan, namun tetap saja aku tertinggal
dari kawan-kawanku. Setiap kali aku bertemu dengan kawan-kawan yang telah jauh
melangkah dengan skripsinya, aku berusaha untuk menjadikan itu motivasi sebagai
pemacu semangat untuk terus mengejarnya. Di depan mereka aku terlihat kuat,
tabah dan mampu mengatasi keadaan ini. Tapi di belakang mereka aku rapuh, aku
tak ingin mereka meninggalkanku lebih jauh. Seringkali dadaku sesak ketika ku
harus terdiam sendiri membayangkan nasibku di kampus ini. Akankah skripsiku
cepat selesai seperti kawan-kawanku yang hampir menuju gerbang sarjana…?.
Pikiran itu selalu menghantuiku. Tak jarang aku melamun menggurui diriku
sendiri.
Keyakinanku untuk
wisuda tepat waktu masih ada. Dosen pembimbingku masih mampu membuatku tegar
melalui keadaan ini. Kata-kata beliau terus membakar semangat juangku. Menepikan
ketakutanku. Sungguh bersyukur, aku masih punya dosen pembimbing yang masih
setia melontarkan sekelumit kata motivasi untukku. Begitu juga orang-orang
terdekat yang aku sayangi, mereka tak mau melihat aku terpuruk dalam situasi
ini. Mereka tetap mengibarkan bendera kemenangan, meyakinkanku bahwa aku pasti
bisa. Sejenak, hati ini terlihat damai dengan semua itu. Tapi, tak bisa
kupungkiri, ini masa sulit bagiku.
Menagis…? Kelihatnnya itu cengeng.
Tapi hal cengeng itupun aku lakukan. Ketika aku tak mampu lagi berfikir dengan
kepala dingin, aku meneteskan air mata. Kumembayangkan wajah orangtuaku, yang
ikut memperjuangkan perjuanganku. Terngiang pesan dan harapan mereka di
telingaku. Semakin kubayangkan, semakin deras air mataku. Ku tak ingin mereka
kecewa, ku tak ingin mereka bersedih hati. Kuingin mereka tersenyum bahagia.
Semangat
itu muncul lagi, keyakinan itu tumbuh lagi. Aku pasti bisa menyelesaikan
skripsiku dan wisuda tepat waktu…!!!. Do’a kepada Yang Maha Kuasa tak henti
kupanjatkan. Berharap dan sangat berharap skripsiku cepat selesai. Ya Allah,
ringankanlah beban hamba, dan mudahkanlah setiap urusan hamba dalam
menyelesaikan skripsi ini. Sebaris do’a yang selalu hadir dikala ku duduk
menengadahkan tangan meminta kepada sang pencipta langit dan bumi. Tapi, semua
tak semudah membalik telapak tangan. Meski demikian aku tetap berusaha dan
berdoa. Sekali lagi, ini masa sulit bagiku.