Senin, 06 Mei 2013

Masa Sulit...


Jalan tak selalu mulus. Namun banyak liku yang harus dilalui. Kini harus kuhadapi jalan yang berliku itu. Sehingga menjadi beban fikiran tersendiri bagiku. Sekarang aku semester delapan, insyaallah menjadi semester terakhirku di kampus ini. Skripsi selalu saja memanggil batinku untuk terus menyelesaikannya. Semangat juang untuk menjadi “orang” telah aku lakukan, namun tetap saja aku tertinggal dari kawan-kawanku. Setiap kali aku bertemu dengan kawan-kawan yang telah jauh melangkah dengan skripsinya, aku berusaha untuk menjadikan itu motivasi sebagai pemacu semangat untuk terus mengejarnya. Di depan mereka aku terlihat kuat, tabah dan mampu mengatasi keadaan ini. Tapi di belakang mereka aku rapuh, aku tak ingin mereka meninggalkanku lebih jauh. Seringkali dadaku sesak ketika ku harus terdiam sendiri membayangkan nasibku di kampus ini. Akankah skripsiku cepat selesai seperti kawan-kawanku yang hampir menuju gerbang sarjana…?. Pikiran itu selalu menghantuiku. Tak jarang aku melamun menggurui diriku sendiri.
                Keyakinanku untuk wisuda tepat waktu masih ada. Dosen pembimbingku masih mampu membuatku tegar melalui keadaan ini. Kata-kata beliau terus membakar semangat juangku. Menepikan ketakutanku. Sungguh bersyukur, aku masih punya dosen pembimbing yang masih setia melontarkan sekelumit kata motivasi untukku. Begitu juga orang-orang terdekat yang aku sayangi, mereka tak mau melihat aku terpuruk dalam situasi ini. Mereka tetap mengibarkan bendera kemenangan, meyakinkanku bahwa aku pasti bisa. Sejenak, hati ini terlihat damai dengan semua itu. Tapi, tak bisa kupungkiri, ini masa sulit bagiku.
            Menagis…? Kelihatnnya itu cengeng. Tapi hal cengeng itupun aku lakukan. Ketika aku tak mampu lagi berfikir dengan kepala dingin, aku meneteskan air mata. Kumembayangkan wajah orangtuaku, yang ikut memperjuangkan perjuanganku. Terngiang pesan dan harapan mereka di telingaku. Semakin kubayangkan, semakin deras air mataku. Ku tak ingin mereka kecewa, ku tak ingin mereka bersedih hati. Kuingin mereka tersenyum bahagia.
Semangat itu muncul lagi, keyakinan itu tumbuh lagi. Aku pasti bisa menyelesaikan skripsiku dan wisuda tepat waktu…!!!. Do’a kepada Yang Maha Kuasa tak henti kupanjatkan. Berharap dan sangat berharap skripsiku cepat selesai. Ya Allah, ringankanlah beban hamba, dan mudahkanlah setiap urusan hamba dalam menyelesaikan skripsi ini. Sebaris do’a yang selalu hadir dikala ku duduk menengadahkan tangan meminta kepada sang pencipta langit dan bumi. Tapi, semua tak semudah membalik telapak tangan. Meski demikian aku tetap berusaha dan berdoa. Sekali lagi, ini masa sulit bagiku. 

Siapa Bilang Jadi Pemimpin Itu Mudah...?


Menjadi pemimpin adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada setiap pribadi. Intinya bagaimana kita mampu memahami dan mengenali diri sendiri secara positif agar mampu mengarahkan, mengendalikan, dan memimpin diri sendiri dengan baik. Memimpin diri sendiri bukanlah hal mudah, melainkan suatu tugas yang sangat berat. Tak akan mampu seseorang memimpin orang lain apabila dia sendiri tidak bisa memimpin dirinya dengan baik. Namun itulah yang terjadi di Negara kita Indonesia. Banyak pemimpin yang mencoba untuk memimpin masyarakat luas tanpa bisa memimpin diri sendiri. Mereka memakai pakaian terhormat, dengan segala kemewahan, meneriakkan kepentingan rakyat dan sebagainya. Kenyataan  yang terjadi hanyalah pembodohan.
Tindakan korupsi salah satu contoh bahwa mereka belum mampu menjadi pemimpin bagi diri mereka sendiri. Jika mereka berfikir, bahwa itu adalah tidak baik untuk diri dan keluarga mereka, maka hal itu tidak akan pernah terjadi. Bagaimana bisa kita mengatakan mereka bisa memimpin Indonesia, menjadi pemimpin dari sekian juta jiwa. Sedangkan mereka menikmati uang rakyat untuk kepentingan pribadi dan golongan mereka sendiri tanpa memikirkan nasib rakyat yang butuh belas kasihan dari mereka. Benar, tidak semua yang melakukan tindakan keji tersebut. Tapi, bagi masyarakat awam yang tak begitu mengerti mengenai hal ini , mereka melihat bahwa semua pemimpin mereka telah mengecewakan mereka.
Jika memang ingin menjadi pemimpin untuk suatu bangsa dan negara, belajarlah untuk menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri.